Setelah napas terakhir tiba maka berhentilah segala-galanya.
Tinggal badan wadah yang kaku, dingin, diam seribu bahasa,
tak ada lagi yang bisa dikerjakan.
Tak ada lagi mata yang melihat, telinga yang mendengar, hidung yang bernapas,
mulut yang berbicara, badan yang merasa, otak yang berpikir
dan jantung yang berdetak.
Jangankan berkata-kata, hanya mengedipkan kelopak mata pun sudah tidak bisa.
Menunggu dimandikan yang terakhir kali.
Menunggu dipakaikan baju dan menunggu dikancing,
jika tidak baju Anda akan terus terbuka.
Semasa hidup gagah penuh wibawa.
Pikiran cemerlang, PR bagus, pergaulan luas, bisnis sukses, pandai lobi, hebat strategi,
jago berargumen, kepemimpinan luarbiasa, managemen bagus,
namun kini hanya terbaring kaku, bagai balok kayu.
Semasa hidup pandai berdandan, necis, keren, bergaya, gesit kaki tangan,
banyak aktifitas; main golf, karaoke, entertainmen, banyak petualang
dan seabreg kegiatan, namun kini terbujur kaku, pucat,
tak ada lagi pesona dan keindahan
Tak ada lagi yang bisa kita lakukan, semua nunggu bantuan orang.
Jika tidak ada yang bantu menguburkan, kita akan membusuk bagaikan bangkai hewan,
sungguh menyakitkan.
Inilah kenyataan terakhir hidup kita.
Maka janganlah pernah berkata aku tidak butuh bantuan siapa pun..
Hiduplah dengan rendah hati dan bersahabat pada semua orang.
Bantulah orang dan orang-orang pun akan membantu Anda.
Posting Komentar