Keimanan dan kepercayaan tak pernah dapat dipisahkan dari perbuatan kita.
Orang-orang menilai keimanan kita melalui perbuatan kita bukan dari kata-kata.
Jika perbuatan kita baik orang akan mengatakan agama kita baik.
Jika perbuatan kita jahat orang akan mengatakan agama kita jahat.

Kalau hidup kita penuh kasih dan kearifan,
orang akan memuji ajaran kita baik karena mengajarkan kasih dan kearifan.

Kalau hidup kita penuh kebencian dan kebodohan,
orang akan menuduh ajaran kita jelek karena mengajarkan kebencian dan kebodohan.

Kalau perbuatan kita penuh persaudaraan dan kebersamaan, dermawan dan sosial,
orang akan menyimpulkan Tuhan kita, Buddha atau Orang Suci kita penuh kasih sayang.
Kalau perbuatan kita penuh kekerasan dan ekstrim
orang akan menyimpulkan Tuhan kita, Buddha atau Orang Suci kita
penuh kekerasan dan ektrim

Kalau perbuatan kita bijaksana, bertanggung jawab, konsruktif dan rational,
orang akan menyimpulkan kepercayaan kita benar dan bagus.

Kalau perbuatan kita egois, serakah dan tahayul,
orang akan menuduh kepercayaan kita menyesatkan.

Kalau hidup kita damai dan rukun, menghormati semua pihak,
orang akan menyimpulkan inilah agama pembawa damai.

Kalau perbuatan kita jahat, merasa paling benar, merendahkan semua pihak,
berhak menghakimi siapa pun,
orang akan menyimpulkan inilah agama pembawa malapetaka.

Hati-hatilah dengan perbuatan kita, jangan karena perbuatan kita yang jelek,
kita telah merusak nama baik agama atau kepercayaan yang mulia



0 Responses

Posting Komentar