1. JADIKANLAH ORANG LAIN SEBAGAI DIRIMU
Dengan demikian Anda akan mudah memahami dan memaklumi orang lain.
Selama ini kita cenderung egois dan subjektif,
suka menghakimi kesalahan atau menertawakan kebodohan orang
sebab kita hanya berdiri di posisi kita sendiri.
Kita tidak pernah tahu suka duka orang lain.
Dengan menjadikan orang lain sebagai diri Anda
akan membangkitkan rasa simpati Anda pada kesusahan dan penderitaan orang.
Bertenggang rasa dan berlapang dada
untuk memaafkan kekurangan dan kelemahan mereka.
Anda akan jadi murah hati untuk mengulurkan tangan
membantu meringankan kesusahan orang
karena menyadari ternyata banyak orang yang lebih susah daripada Anda.
Kalau Anda mau memahami isteri Anda,
Anda harus berdiri di posisinya.
Anda harus memasuki pikiran, merasakan perasaan dan suasana jiwanya.
Dengan demikian Anda akan memahami mengapa ia tidak bahagia.
Mengapa ia selalu emosional
Jadikanlah orang miskin sebagai diri Anda,
Anda baru bisa merasakan susahnya hidup mereka.
Anda baru sadar mengapa Anda harus bersyukur
dan menjadi dermawan yang baik
2. JADIKANLAH DIRIMU SEBAGAI ORANG LAIN
Orang cenderung merasa diri paling benar
sebab orang tak bisa melihat diri sendiri dengan jelas,
terutama tak bisa melihat diri sendiri dari semua arah.
Anda tak bisa melihat punggung atau tengkuk Anda.
Kita merasa tubuh kita tegap tapi dimata orang badan kita bungkuk,
bahu kita miring, jalannya kita sempoyongan
tapi kita tidak menyadarinya!
Apa yang menurut Anda benar
boleh jadi adalah sebuah kesalahan fatal!
Anda baru bisa mengetahuinya
kalau Anda mau menjadi orang lain untuk melihat diri Anda!
Seorang suami yang bijak
harus melihat dirinya dari kaca mata Isterinya.
Seorang majikan yang baik akan menilai dirinya dari mata karyawannya.
Kalau karyawan yang dengan gaji pas-pasanbisa memuji,
itu majikan luar biasa!
Seorang guru yang baik akan mengajar
dengan mengacu pada kebutuhan muridnya
bukan kebutuhan dirinya sendiri.
Seorang raja yang bijak akan memimpin dengan mendengar suara rakyatnya
bukan bertindak sewenang wenang dengan kuasanya.
Begitulah hukumnya, penonton melihat lebih jelas dari si pemain.
Melihat diri sendiri dari posisi sendiri itu biasa.
Melihat diri sendiri dari posisi orang lain itu luar biasa!
Paling sulit adalah melepaskan konsep diri
yang telah mengikat kita sedemikian kuat.
Dengan merefleksi diri menjadi orang lain
membantu kita keluar dari bingkai perasaan
dan pikiran kita yang egois,sombong dan tak tahu bersyukur.
Ketika Anda melihat pengemis kurus dan lapar
yang merintih meminta minta di pinggir jalan,
bagaimana perasaan Anda kalau Anda menjadi pengemis itu?
Mampukah Anda menerima hidup yang malang,
hina dan kesepian ini dengan tabah dan sabar?
Ketika Anda melihat penderita gagal ginjal
yang harus cuci darah tiga kali seminggu,
atau mereka yang karena stroke lumpuh total,
atau penderita kanker stadium ketiga yang pucat dan rontok rambut karena kemo,
bagaimana hati Anda kalau Anda menjadi mereka?
Kuatkah Anda menerima hidup yang penuh deraan kesakitan ini?
Ketika Anda melihat korban korban bencana,
yang menangis histeris karena kehilangan anak-isteri tercinta dan semua harta benda,
bagaimana perasaan Anda kalau Anda menjadi mereka?
Kuatkah Anda menerima goncangan dan pukulan yang begitu dasyat ini?
Ketika Anda melihat orang-orang buta,
yang buntung kedua kaki atau tangan, atau yang idiot,
bagaimana jiwa Anda kalau Anda menjadi mereka?
Sang Buddha mengajar kita untuk merefleksi diri
ke dalam berbagai bentuk kehidupan yang kita temui.
Merefleksilah ketika Anda melihat sapi dan kerbau yang bekerja keras
menarik kereta berat sambil menahan sakit karena cambuk.
Merefleksilah kala Anda melihat anjing dekil yang dilempar batu disana sini,
atau babi yang segenab hidup dikerangkeng
dalam kandang yang sempit dan kotor.
Merefleksilah ke dalam diri,
jadilah orang lain atau kehidupan mahluk lain
maka runtuhlah kesombongan dan kegoisan diri!
Barulah sadar kalau kita harus bersyukur!
3. JADIKANLAH ORANG LAIN SEBAGAI ORANG LAIN
Setiap individu itu unik.
Setiap orang punya kepribadian, karakter dan prilaku yang berbeda.
Sebab setiap pribadi memiliki latar belakang hidup,
pengalaman dan karma yang tidak sama.
Kita tidak bisa menyama-ratakan semua orang.
Lebih-lebih kita tak dapat menyamakan semua orang dengan diri kita.
Dengan demikian kita dapat memahami setiap individu dengan lebih baik
sesuai dengan kodrat dan kepribadiannya.
Dalam hal-hal tertentu kita tidak dapat membandingkan Si A dengan si B.
Sesuatu yang gampang bagi Anda bisa jadi sangat sulit bagi orang lain.
Yang menyenangkan bagi Anda bisa jadi sangat menyakitkan teman Anda.
Tidak semua orang sejenius, setegar dan secepat Anda,
namun bisa juga tidak semua orang sepelit dan sesensitif Anda.
Setiap orang memiliki sudut pandang dan opini.
Setiap orang punya konsep nilai yang berbeda.
Anak kita saja belum tentu bisa memahami rencana yang kita buat untuknya.
Anak kembar yang lahir dalam bulan, hari dan waktu yang sama saja
bisa beda karakter bagai langit dan bumi.
Dengan menjadikan orang lain sebagai orang lain
membuat kita lebih bisa menghargai perbedaan dan keberagaman.
Tidak memaksakan kehendak.
Lebih bertoleransi, luwes dan proaktif.
Lebih bisa bekerja sama.
Sehingga banyak perselisihan dan pertentangan dapat dihindari.
4. JADIKANLAH DIRIMU SEBAGAI DIRIMU.
Diri Anda dan hidup Anda adalah yang paling mulia dan berharga.
Tak ada sesuatu apa pun dalam semesta raya yang dapat menyamainya.
Hargai dan syukurilah hidupmu dan jadilah dirimu.
Hanya dengan menjadi dirimu, Anda baru dapat
'Menjadikan orang lain sebagai dirimu,
Menjadikan dirimu sebagai orang lain dan
Menjadikan orang lain sebagai orang lain' dengan benar,
tanpa kehilangan jati diri, terombang-ambing oleh lingkungan.
Jika Anda menolak diri dan hidup Anda, Anda telah menolak segala-galanya.
Diri Anda adalah akar pohon,membuang akar pohon adalah membuang batang,
cabang, dahan, ranting, daun dan buah pohon itu.
Jika Anda sudah kehilangan pijakan, percuma Anda bergelantung dimana pun.
Guru Agung Confucius:
"Diri adalah pokok. Bila pokok terbangun dengan kokoh,
kokohlah yang lain lainnya. Bila pokok rapuh, hancurlah segalanya..."
Menjadi diri sendiri mengajarkan Anda untuk hidup dalam realita.
Hidup sejalan dengan kodrat diri Anda yang sejati.
Bukan menjadi diri yang jahat, menderita dan sesat.
Menjadi diri sendiri adalah menjadi diri Anda yang baik dan indah.
Menjadi diri yang bercinta-kasih dan arif, yang jujur dan bertanggung jawab,
yang bercita-cita dan kerja nyata, sabar dan ceria.
Kaya miskin, cantik jelek, hina mulia semua akan menjadi indah
bila Anda mau menjadi diri Anda yang indah, diri Anda yang berkebaikan!
Posting Komentar